Penerapan full day school atau sering kita sebut FDS di Indonesia
berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
Nomor 23 tahun 2017 tentang hari
sekolah menuai banyak kontroversi di kalangan masyarakat terutama masyarakat
desa. Tak jarang wali murid yang menunjukkan aksi tidak setuju dengan kebijakan
Menteri Pendidikan Republik Indonesia Muhadjir Efendi menyangkut FDS. FDS
adalah proses belajar mengajar yang dilakukan selama 8 jam sehari dan 5 hari
kerja dalam satu minggu.
Di suatu pedesaan di
Indonesia, ketika SD di desa tersebut menerapkan full day school banyak wali
yang tidak setuju dengan kebijakan tersebut, karena FDS akan mengurangi waktu
istirahat anak-anak mereka. Belum lagi anak-anak yang memiliki kewajiban untuk
mengaji di sore hari atau yang sering di sebut madrasah sore, mereka akan
kehilangan waktunya. Meskipun di SD tersebut menerapkan kebijakan apabila ada
peserta didik yang memiliki kewajiban untuk madrasah sore tetap dipersilakan
untuk mengikutinya, tetapi tenaga mereka akan terkuras lebih banyak karena pada
saat FDS belum diberlakukan mereka memiliki waktu untuk istirahat sejenak
sebelum berangkat madrasah sore. Akan tetapi, setelah FDS diberlakukan mereka
tidak lagi memiliki waktu istirahat dan berangkat madrasah dalam keadaan lelah.
Saat mereka lelah, mereka tidak akan mampu menangkap secara maksimal ilmu yang
guru berikan. Sama halnya dengan siswa yang awalnya tidak memiliki kegiatan di
sore hari mereka akan merasa jenuh berada di sekolah selama 8 jam. Mereka
kehilangan waktu istirahat dan bermain.
Diterapkannya FDS yang
mengharuskan siswa berada di sekolah selama 8 jam hal tersebut akan mengurangi
interaksi sosial mereka di lingkungan masyarakat. Bisa dikatakan peserta didik
berada di sekolah pukul 07.00 – 15.00. Setelah itu, mereka masih harus
mengerjakan tugas, berorganisasi, dan kegiatan lainnya. Malam hari, mereka akan
merasa lelah dan tidur lebih awal. Mereka tidak memiliki waktu untuk berkumpul
dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar padahal berinteraksi dengan
masyarakat sekitar mampu menambah kecerdasan sosial peserta didik karena
sejatinya manusia adalah makhluk sosial.
Full day school bukanlah kebijakan terbaik yang mampu meningkatkan
kecerdasan peserta didik karena FDS menguras energi peserta didik. Sebagai
makhluk sosial, mereka tidak memiliki waktu untuk berinteraksi dengan
masyarakat. Mereka hanya berinteraksi di lingkungan sekolah dan tentu hanya
dengan orang-orang yang sama.
0 comments:
Post a Comment